KapanLagi.com -
Oleh:
Daniel Ruben
Pemberitaan miring tak henti-hentinya menerpa kehidupan
Cut Tary. Setelah beberapa waktu lalu artis cantik berdarah Aceh ini tertimpa musibah tentang keterlibatannya dalam video asusila
Ariel Peterpan, kini gosip tak sedap tentang gonjang-ganjing dalam rumah tangganya mulai merebak.
Dalam sebuah pemberitaan,
Tary dikabarkan telah digugat cerai oleh sang suami, Muhammad Yusuf Subrata. Tak ayal, mantan presenter acara infotainment itu pun merasa kebingungan sendiri.
Tary mengaku tak tahu-menahu dari mana asal-usul munculnya pemberitaan itu. Setelah beberapa lama mencoba menata diri dan mulai menjalani kehidupan normal lagi,
Tary pun kembali terusik oleh kesedihan pasca pemunculan berita tersebut.
Dalam sebuah obrolan yang penuh keakraban,
KapanLagi.com® berkesempatan untuk mendengarkan curahan isi hati
Cut Tary. Di sebuah cafe di kawasan Jakarta Selatan beberapa waktu lalu, ibunda dari Sydney Azkassya Jusuf ini pun menuangkan keluh kesah yang dipendamnya selama ini.
Bagaimana sih awal muncul pemberitaan tentang suami yang menggugat cerai?
Aku bener-bener nggak tau darimana awalnya sampai ada pemberitaan kayak gitu. Tapi yang pasti, aku tahu adanya berita itu dari kakakku. Dia yang ngabarin aku kalau ada wartawan yang nelepon, dia nanyain soal benar atau tidaknya kabar aku digugat cerai suami. Terus terang aku kaget banget ya, karena aku memang nggak nyangka sama sekali bahwa berita seperti itu akan muncul.
Karena memang aku nggak pernah mengikuti berita-berita di infotainment ataupun online. Begitu aku baca beritanya di salah satu media online, aku kaget setengah mati dan dalam hati aku cuma bisa bertanya kenapa berita ini bisa ada?
Bagaimana kamu menanggapinya?
Awalnya sih aku luar biasa kaget ya. Siapa sih yang nggak kaget diberitakan seperti itu, terutama kalau nggak ada penyebabnya. Kalau yang aku dapet sih, katanya penyebabnya adalah bahwa aku sama suamiku sekarang nggak pernah terlihat bersama lagi. Udah gitu katanya anakku juga nggak pernah keliatan lagi bermain di sekitar kompleks rumahku.
Padahal, anakku itu tiap hari selalu main sama temen-temennya. Yang paling aneh lagi, katanya rumahku selalu terlihat kosong. Kan kita di rumah kalo beraktivitas pasti kan pake mobil ya, masa karena kelihatan nggak ada mobil trus rumahku dibilang kosong.
Katanya, kamu dan suami sudah tinggal terpisah, dan suamimu punya rumah di daerah Kemang?
Amin, hahaha. Amin deh kalo emang punya rumah di Kemang. Kalau soal itu, aku sama suami malah nanggepinya sambil bercanda aja. Suamiku bilang ‘Siapa sih yang bocorin ke kamu soal rumah di Kemang? Padahal kan aku mau kasih surprise buat kamu’. Hahahaha, gitu katanya ke aku. Ya kita sih pada akhirnya nanggepinya nggak serius. Aku kasihan sama suamiku yang diberondong pertanyaan kayak gitu. Waktu itu dia mau masuk ke rumah, dicegat sama wartawan buat ditanyain soal itu.
Gini deh, kalau mau mengkonfirmasi soal gugatan cerai, harusnya kan ada sesuatu yang dijadikan modal untuk diklarifikasi ya. Misalnya, semua kan tahu nama suami saya ataupun nama saya. Kenapa nggak cek aja dulu ke pengadilan, ada nggak gugatan atas nama saya atau suami saya. Boleh dicek deh di pengadilan manapun. Pertanyaannya nggak mendasar sama sekali.
Bagaimana dengan tetangga kamu yang menjadi sumber pernyataan, seperti yang diberitakan?
Aku nggak yakin soal itu. Aku udah bertahun-tahun tinggal di situ dan semua tetangga sekitar tuh udah bukan sekedar tetangga lagi, mereka semua udah kayak saudara sendiri. Jadi, aku pribadi sih nggak yakin kalau ada tetangga yang bisa kasih statement negatif soal rumah tangga aku. Terlalu naif rasanya kalau mereka ngomongin sesuatu yang nggak bener terjadi.
Pernah nggak terpikir oleh Tary, kenapa sampai berita ini bisa muncul?
Wah, rasanya dari dulu udah pernah ya beberapa kali aku diberitakan mau cerai dengan suami. Aku nggak berani berpikiran yang macem-macem, ataupun mencari tahu alasan kenapa berita ini muncul. Percuma, aku nggak bisa bikin apa-apa.
Mau marah, nggak tau marah sama siapa. Aku kan nggak akan bisa melarang orang mau ngomong apa, orang mau bersikap seperti apa ke aku, toh itu kan hak mereka, aku nggak bisa melarang. Aku cuma sedih aja, kenapa kok aku jadi sasaran pemberitaan cerai, yang sama sekali nggak ada sebabnya.
Kecewa?
Wajar kan, aku juga manusia biasa dan nggak sempurna sama sekali. Aku juga punya perasaan yang sama dengan manusia lain. Sedih, kesal, kecewa, bingung, semua jadi satu deh kalo melihat berita kayak gitu. Kalo pada akhirnya kita menanggapinya dengan bercanda, itu karena kita udah nggak tau lagi harus bagaimana.
Siapa sih yang nggak bingung dibilang cerai, padahal kita baik-baik aja. Bayangin aja, yang nggak ada bisa dibikin ada, bingung nggak tuh? Berarti namanya mengada-ada.
(kpl/ben/bun)